Kisah seorang gadis kecil yang kurang mendapat perhatian dari Ayahnya. Sebenarnya sih di cerita ini Ayah nya sangat sayang kepada anaknya. Hanya saja ia kurang meluangkan waktunya untuk bermain dengan anaknya. Anak ini terlihat sangat murung setiap harinya. Pagi hari setiap ia ingin berangkat sekolah, waktu ia untuk bertemu Ayahnya sangat terbatas. Baru saja mereka bertatap muka, tak lama kemudian Ayahnya sudah berangkat kerja. Giliran Ayahnya pulang kerja, anaknya sudah tidur. Hanya seperti itu saja yang mereka alami setiap harinya. Pada suatu hari anak itu benar-benar merasa kesepian, seperti hidup tanpa seorang Ayah. Anak itu mengambil celengannya, kemudian ia pecahnya. Pada Malam harinya ketika Ayahnya pulang kerja. Anak itu meghampiri Ayahnya dan menanyakan berapa gaji Ayahnya perhari, bahkan perjam. Lalu anak itu meminta uang sebesar Rp.5000 tetapi Ayahnya malah memarahinya tanpa ia mengetahui niatan anaknya. Ayahnya menghampiri anak itu ke kamar untuk meminta maaf dan menjanjikan akan membelikan sebuah mainan yang bahkan bisa ia beli lebih dari Rp.5000 yang anak itu minta tadi. Akhirnya anak itu menjelaskan kepada Ayahnya maksud dan tujuan ia meminta uang tadi sebenarnya akan ia gunakan untuk melengkapi kekurangan uangnya yang hanya ada Rp.15.000 hanya untuk membeli waktu Ayahnya walau hanya setengah jam (Rp.20000 gaji ayahnya setengah jam).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar