SOFTSKILL
Rangkuman Bab 1-4
Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah subsistem dari
sistem informasi manajemen (SIM) yang menyediakan informasi akuntansi dan
keuangan seperti halnya informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin
transaksi akuntansi. Sistem informasi akuntansi digunakan dalam berbagai aspek,
seperti pembuatan laporan eksternal, perencanaan dan pengendalian, serta
penerapan pengendalian internal. SIA juga berfungsi untuk mendukung aktivitas
rutin dan pengambilan keputusan.
Dalam SIA, akuntan memainkan peran yang amat besar,
antara lain sebagai pengguna, manajer, konsultan, evaluator, bahkan penyedia
jasa akuntansi dan perpajakan.
Dalam SIA, terjadi proses serta kejadian bisnis. Proses
bisnis ini dapat disusun menjadi tiga siklus transaksi utama, yaitu:
siklus pemerolehan
siklus konversi, dan
siklus pendapatan.
Pemahaman terhadap
siklus-siklus transaksi ini dapat menambah pengetahuan tentang SIA.
Dalam SIA juga
terdapat pengorganisasian data. Pengorganisasian data dalam SIA ada beberapa
jenis, di antaranya sistem manual untuk siklus pendapatan dan buku besar serta
sistem yang terkomputerisasi. Data yang diolah di SIA dibagi menjadi dua, yaitu
file induk dan file transaksi. Aktivitas dalam SIA meliputi:
- pencatatan,
- pembaruan, serta
- pemeliharaan file.
Proses pembuatan
diagram sistem mempunyai banyak manfaat. Untuk para akuntan dalam perannya
sebagai evaluator sistem dan sebagai auditor, diagram aktivitas memberikan cara
yang lebih sistematis untuk menganalisis proses proses yang terjadi dalam
perusahaan. Diagram tersebut akan menyoroti aspek-aspek penting dari suatu
proses bisnis seperti tanggung jawab, kejadian, dokumen, dan tabel.
Ada beberapa teknik
untuk mendokumentasikan dokumen bisnis. UML adalah suatu bahasa yang digunakan
untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu
sistem informasi . UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan
desain berorientasi objek oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson.
Namun demikian, UML juga dapat digunakan untuk memahami dan mendokumentasikan
setiap sistem informasi.
Dalam menggunakan
UML, kita harus memahami diagram aktivitas. Langkah-langkah untuk membuat
diagram aktivitas adalah:
- Membaca uraian narasi dan mengidentifikasikan kejadian penting.
- Membubuhi keterangan pada narasi agar lebih jelas menunjukan batas kejadian dan nama-nama kejadian.
- Menunjukan agen yang terlibat di dalam proses bisnis dengan menggunkan swimlanes.
- Membuat diagram untuk masing-masing kejadian.
- Menggambarkan dokumen yang dibuat dan digunakan di dalam proses bisnis.
- Menggambarkan tabel(file) yang dibuat dan digunakan di dalam proses bisnis.
Kita juga harus memahami simbol-simbol yang digunakan
dalam pembuatan diagram aktivitas. Di bawah ini adalah daftar simbol serta
kegunaannya.
- Lingkaran penuh: memulai proses dalam suatu diagram aktivitas.
- Segi empat panjang: kejadian, aktivitas, atau pemicu.
- Garis tidak terputus: urutan dari satu kejadian atau aktivitas ke yang berikutnya.
- Garis putus-putus: alur informasi antar kejadian.
- Dokumen: menunjukan dokumen sumber atau laporan.
- Berlian: sebuah cabang.
- Tabel: suatu file komputer dari mana data bisa dibaca atau direkam selama kejadian bisnis.
- Catatan: memberikan acuan bagi pembaca pada diagram atau dokumen lain untuk pemerinciannya.
- Mata banteng: akhir dari proses.
Pengendalian internal adalah proses yang dirancang untuk
memberikan kepastian yang beralasan bahwa perusahaan akan mencapai sasarannya. Pemahaman yang baik
tentang pengendalian internal sangat penting bagi akuntan yang berperan sebagai
manajer, pengguna, perancang, dan evaluator sistem akuntansi.
Laporan COSO telah
mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang berpengaruh terhadap
kemampuan organisasi dalam mencapai sasaran pengendalian internal. Kelima
komponen tersebut adalah:
- lingkungan pengendalian,
- penentuan risiko,
- aktivitas pengendalian,
- informasi dan komunikasi,
- pengendalian umum.
Kelima komponen tersebut berperan penting dalam
pelaksanaan empat sasaran internal, yaitu:
- sasaran pelaksanaan, yaitu bagaimana membuat pelaksanaan yang tepat transaksi pada siklus pendapatan dan pemerolehan;
- sasaran sistem informasi, yaitu bagaimana cara memelihara, mencatat, memperbarui, serta melaporkan data dengan tepat dalam sistem informasi;
- sasaran perlindungan aset, yaitu bagaimana mengamankan aset yang dimiliki; serta
- sasaran kinerja, yaitu bagaimana menciptakan kinerja yang memuaskan dari organisasi, orang, departemen, barang, maupun jasa.
Keempat sasaran internal di atas juga terkait dengan
risiko-risiko berikut.
- Risiko pelaksanaan, seperti tidak tercapainya sasaran pelaksanaan.
- Risiko sistem informasi, seperti tidak tercapainya sasaran sistem informasi.
- Risiko perlindungan aset, seperti kehilangan atau pencurian aset.
- Risiko kinerja, seperti tidak tercapainya sasaran kinerja.
Sumber: Buku Sistem Informasi Akuntansi, Dasaratha
V. Rama & Frederick L. Jones
Tidak ada komentar:
Posting Komentar